OPINI _ BANGKA BELITUNG | lensanews.id
Oleh : Iskandar
Cuma Pemuda Biasa di Bangka Belitung
Di tengah kecemasan ratusan masyarakat Bangka Belitung menunggu detik-detik pemutusan kerja, tiba-tiba ramai melintas di lini masa hingga grup chating di platform WhatsApp, bahwa adik dari Presiden RI terpilih, Prabowo Subianto yang bernama Hasyim Djojohadikusumo melakukan ground breaking (peletakan batu pertama) pembangunan pabrik solder wire dengan bendera korporasi PT Solder Tin Andalan Indonesia (STANIA).
Membaca berita di laman detiksumut.com, yang di rilis Jumat (10/5/25) pekan lalu, tertangkap kesan bangganya seorang Hasyim Djojohadikusumo, tentang rencana pembangunan hilirisasi, timah berupa pembuatan tin solder atau solder wire dengan investasi mencapai Rp 400 miliyar, omzet pertahun Rp 1,2 triliun dan serapan tenaga kerja mencapai 280 orang.
Waaahhh…. itu lah komentar saya saat membaca berita tersebut, diikuti perasaan berdesir pilu di hati. Rasanya seperti luka yang ditaburi asam jeruk atau bak hati tersayat sembilu. Aah… Malah jadi melankolis.
Saya coba cari informasi serupa di laman-laman mainstream, ternyata berita yang sama saya baca di CNBC, CNN, Pikiran Rakyat hingga media lokal di Batam plus… Portal resmi Pemprov Kepri. Fix… Seorang Hasyim Djojohadikusumo telah memberikan sebuah pelajaran bahwa, bisnis harus mengabaikan etika dan hati nurani dan siap tega.
Pak Hasyim Djojohadikusumo… Seandainya saja anda, di bawah kibaran bendera holding anda, melakukan ground breaking pabrik panci dan kuali aluminium terbesar di dunia yang berlokasi di Pulau Batam, dengan kualitas produk kelas dunia bila perlu kelas luar angkasa, dengan nilai investasi senilai setengah hutang negara, mungkin kekaguman saya terhadap anda terasa sempurna.
Atau anda melakukan pengguntingan pita pabrik plastik terbesar di dunia di kawasan industri Batam, dengan segala macam produk terbaik di dunia… Saya juga akan merasa sempurna mengagumi anda.
Tapi…………….
Saat membaca berita bahwa anda melakukan ground breaking pembangunan hilirisasi Timah di Batam, saya rasa ini seperti sebuah pengkhianatan. Seremonial serta statement anda seperti cibiran sinis, terhadap kami putra-putri dan masyarakat Bangka Belitung. Ini yang saya sebut di atas seperti meneteskan cairan asam di atas luka menganga.
Anda tak mungkin tak tau bahwa saat ini ratusan pekerja smelter Timah, dan sebagian besar keluarganya sedang menunggu saat di mana mereka harus berfikir ulang untuk rencana hidupnya, setelah bayang-bayang PKH semakin pekat.
Bapak Hasyim Djojohadikusumo…
Seharusnya anda tau bahwa pertumbuhan ekonomi Babel melambat hingga menjadi yang terendah saat ini se Sumatera. Anda seharusnya berpikir bahwa ada ribuan anggota keluarga yang kemarin memilih kakak anda yang bernama Prabowo Subianto, adalah bagian dari keluarga yang cemas menunggu kabar pemutusan hubungan kerja. Padahal mereka menaruh harapan dengan mempercayakan suaranya kepada Bapak Presiden terpilih, Prabowo Subianto. Terbukti dengan kemenangan telak, sebagai refleksi asa kesejahteraan sebagaimana jargonnya.
Namun kecemasan itu anda balas lewat berita gembira dari pulau seberang. Timah yang akan anda hilirisasi bisa dipastikan dari Bangka Belitung. Tanah yang rela menanggung ribuan luka yang tercabik oleh aktivitas penambangan yang mungkin diserap oleh perusahaan anda. Bumi yang harus merelakan wajahnya luluh lantak, terbolak balik akibat pertambangan Timah yang dilakukan perusahaan anda. Namun… Kemudian proses hilirisasi nya anda gelar dan anda rayakan di pulau seberang.
Ini bukan soal nasionalisme, tapi ini soal ketajaman rasa. Kepekaan anda meraba perasaan dan hati rakyat Babel sungguh tipis. Padahal misi mengatasi angka pengangguran akibat PHK seharusnya menjadi check list atau prioritas pertama yang harus anda punya. Bayangkan sebanyak 280 tenaga kerja bakal terserap, nilai investasi dan omset triliunan rupiah yang akan memberi pengaruh positif terhadap denyut ekonomi Babel saat ini. Setidaknya itu menjadi harapan baru bagi masyarakat Babel yang hari ini menghitung mundur datangnya keputusan PHK
Bapak Hasyim Djojohadikusumo… sungguh ground breaking PT Solder Tin Andalan Indonesia di pulau seberang seperti sebuah sayatan di hati rakyat Babel. Anda seperti tentara yang meninggalkan rekan terluka di medan perang, yang harus terseok-seok menyelamatkan nyawa. Padahal anda mungkin punya cukup tenaga untuk membopong nya. Tapi saya atau rakyat Babel lupa bahwa anda bukan seorang tentara, tapi anda adalah seorang pengusaha yang profit orientit.
Bapak Hasyim Djojohadikusumo … Sebagai bagian dari pemuda Bangka Belitung, saya ucapkan selamat atas ground breaking PT STANIA di Pulau Batam. Dalam kacamata bisnis, mungkin anda sudah berhitung benar. Namun seharusnya ada sisi moralitas yang juga harus diperhatikan. Semoga gaung ground breaking PT STANIA, mampu menutupi kebisingan suara rintihan rakyat Babel yang menanti PHK ditemani kesedihan anak istrinya…(***)