lensanews.id | KOTA BANJAR
Tular Nalar Mafindo adalah salah satu wadah berkumpulnya para generasi milenial untuk menanamkan kebiasaan pola pikir kritis di kalangan kita saat menghadapi arus informasi yang saat ini sangat menantang.
Tular Nalar Mafindo sudah hadir sejak tahun 2020. Dalam rentang waktu tersebut Tular Nalar Mafindo hingga saat ini sudah menjangkau lebih dari 550 ribu audiens di seluruh pelosok tanah air dan telah berhadapan dengan berbagai segmentasi masyarakat, mulai dari kalangan pendidik, para guru, mahasiswa, siswa sekolah, lansia dan juga kelompok disabilitas.
Belum lama ini Tular Nalar Mafindo berkolaborasi dengan PC PMII Kota Banjar dalam menyelenggarakan kegiatan Sekolah Kebangsaan pada segmentasi pelajar dengan jumlah peserta 100 orang siswa sekolah se-Kota Banjar. Kegiatan tersebut di laksanakan di Kampus SMA AL Azhar Kota Banjar, selasa (16/7/2024).
Kegiatan Sekolah Kebangsaan yang dengan metode kearah permainan yang sering di lakukan jaman dulu memiliki daya tarik tersediri, dengan metode unik kepada ketua PC PMII Kota Banjar Nur Solihin awak media mencoba menggali terkait aktivitas atau program kegiatan belajar yang mengusung tema kebangsaan. Rabu (17/7/2024).
Menurut Nur Solihin kegiatan sekolah kebangsaan ini sangat berdampak positif serta menyenangkan dan bermanfaat bagi para audiens atau peserta, terutama segmentasi nya ke kalangan Siswa Sekolah Se-Kota Banjar.
“Ini adalah sebuah kegiatan belajar makanya di beri nama Sekolah kebanggsaan, metode belajar yang sangat berdampak positif dan juga menyengkan dan tentunya sangat bermanfaat bagi para audiens atau peserta,”ujar Nur Solihin Ketua PC PMII kota Banjar
Lalu apa yang di dapatkan dari Tular Nalar Mafindo melalui kegiatan Sekolah Kebangsaan ini, Nur Solihin mengungkapkan bahwa sekolah kebangsaan sendiri merupakan sebuah pembelajaraan tentang peradaban dan juga budaya jaman dahulu, yang kemudian nanti nya para peserta sendri bisa mengaplikasikan hasil dari pembelajaran ini dalam kehidupan sehari hari.
“Pembelajaran tentang peradaban dan kebudayaan dahulu, lewat kegiatan Sekolah Kebangsaan ini nantinya para peserta dapat mengaplikasikan dalam kehidupan keseharian, sehingga melalui sekolah kebangsaan ini kita bisa mengubah peradaban menjadi perubahan masyarakat digital yang lebih baik,” Ungakp nya.
Dalam kegiatan sekolah kebangsaan ini selain memberikan pemahaman untuk menanamkan kebiasaan pola pikir yang kritis dalam menghadapi arus informasi yang saat ini sangat menantang.
Melalui permainan tradisional ini memberikan banyak pesan yang bisa kita artikan sekaligus di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
“Lewat sekolah kebangsaan ini yang kita adopsi dari peninggalan nenek moyang banyak memberikan pesan yang tanpa kita sadari itu berkaitan langsung danal kehidupan kita, ambil contoh permainan ngodndgoan, cingciripit termasuk kawaih buhun yang sering didendangkan oleh orang terdahulu kita,” jelasnya.
Sehingga pengertian dari permainan buhun tersebut dimaknai dan juga memberikan banyak manfaat serta arti dalam kehidupan kita. Dan lewat sekolah kebangsaan bagaimana kita memanduka n dan budaya dahulu bisa di ekplementasikan di era digitalisasi. (Johan)