LEBAK ✓ lensanews.id
Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Lebak, Banten, menjelang akhir tahun 2024, cenderung semakin meningkat. Hal ini disebabkan oleh peralihan musim pancaroba dari kemarau ke musim hujan, yang sering menjadi faktor pemicu meningkatnya penyebaran penyakit tersebut.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, dr. Budhi Mulyanto, dalam pernyataannya menegaskan pentingnya kewaspadaan masyarakat.
“Kami dari Dinkes berharap agar warga dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap kasus DBD ini,” ujarnya, Kamis (17/10/2024)
Data dari Dinkes menunjukkan peningkatan signifikan dalam jumlah kasus DBD di Kabupaten Lebak. Selama periode Januari 2024 – Agustus 2024, tercatat sebanyak 2.589 kasus, dan sebanyak 8 (delapan) korban meninggal dunia.
Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan periode yang sama di tahun 2023, di mana terdapat 764 kasus dan empat kematian.
“Aparatur Dinkes Lebak bersama masyarakat terus berupaya menekan berjangkitnya kasus DBD ini, dan sudah mulai perlahan turun. Namun begitu, masyarakat diminta untuk tetap waspada karena memasuki musim pancaroba dan menjelang akhir tahun,” tegas dr. Budhi.
Dijelaskan Budhi, bahwa peralihan musim dari kemarau ke musim hujan sering kali menjadi periode kritis bagi penyebaran nyamuk Aedes aegypti, vektor utama penyebab DBD.
Nyamuk ini berkembang biak dengan cepat di tempat-tempat air yang tergenang, terutama di lingkungan yang kurang terjaga kebersihannya.
Oleh karena itu, masyarakat diminta agar menjaga kebersihan lingkungan, terutama menghindari air yang tergenang.
Sebagai langkah pencegahan, Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak telah melakukan berbagai upaya edukasi kepada masyarakat, salah satunya melalui gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan 3M Plus.
Gerakan ini mencakup penguburan, penimbunan, dan pengurasan barang-barang yang dapat menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk, serta pemberian abate pada penampungan air seperti bak mandi.
“Kami menilai gerakan PSN dan 3M Plus lebih efektif dan biaya murah, karena dapat membunuh jentik-jentik nyamuk Aedes aegypti, sehingga memutus mata rantai penyebaran DBD,” jelas dr. Budhi.
Dinkes Kabupaten Lebak berharap, melalui peningkatan kesadaran masyarakat dan langkah-langkah pencegahan yang tepat, penyebaran DBD dapat ditekan.
“Kami mengharapkan masyarakat selalu menjaga kebersihan lingkungan dan aktif dalam melakukan gerakan-gerakan untuk mencegah DBD,” tutup dr. Budhi.
Dengan meningkatnya intensitas hujan di bulan-bulan mendatang, kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat menjadi kunci penting dalam mencegah penyebaran penyakit yang telah menjadi momok tahunan di berbagai wilayah Indonesia.
Lp : Indra