Lensanews.id | LEBAK, BANTEN
Aktifis Lebak Selatan Barkowi,menyoroti dugaan praktik penjualan pupuk bersubsidi di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) di Kecamatan Cihara,Kabupaten Lebak-Banten.
Praktik yang diduga telah berlangsung bertahun-tahun ini dinilai merugikan petani dan mencederai aturan hukum yang berlaku,
“Saya menduga praktik penjualan pupuk subsidi yang diatas HET,sudah lama berjalan seolah tidak ada tindakan tegas dari pemerintah, sehingga terus terjadi sampai saat ini,” ungkapnya.
Dengan penjualan pupuk subsidi yang diatas HET di kios resmi,dapat merugikan para petani yang seharusnya menerima manfaat dari pemerintah dengan harga subsidi,bukan di jadikan ajang bisnis para pengusaha.
Dirinya juga (Barkowi-Red) mengatakan penjualan pupuk subsidi yang jual diatas HET,menduga adanya dugaan kurangnya pengawasan dari pihak pihak terkait yang bertanggung jawab dalam hal ini.
“Saya menduga penjualan pupuk yang kerap di jual di atas Harga Eceran Tertinggi dari kios resmi, kurangnya adanya pengawasan sehingga dapat merugikan kesejahteraan para petani,”imbuhnya.
Di tempat terpisah petani Kecamatan Cihara SW (47),mengungkapkan ketidakmengertiannya dengan harga pupuk subsidi yang di tetapkan pemerintah yang sesuai Harga Eceran Tertinggi.
“Het udah di tentukan sebelumnya 225 ribu satu kwintal urea,sekarang ada penurunan dengan harga 180 ribu perkwintal,namun kami beli dari kios lebih dari itu,nah bingungnya Het nya itu yang mana,apa yang di tetapkan pemerintah apa harga yang di tentukan kios kios,”paparnya.
Terkait perihal ini, pemerintah lebih aktif dalam pengelolaan dan pengawasan penjualan pupuk subsidi di kios kios resmi khususnya oleh PT Pupuk Indonesia dan Dinas Perdagangan kabupaten Lebak. (Dhee)
