lensanews.id ✓ LAMPUNG TIMUR
Festival Adat Sekappung Limo Migo digelar dengan meriah di Lapangan Kecamatan Marga Sekampung, Kabupaten Lampung Timur, Selasa (24/5/2026). Acara budaya tersebut dihadiri ratusan warga dan tamu undangan.
Sejumlah tokoh penting hadir dalam kegiatan tersebut, di antaranya Wakil Gubernur Lampung Jihan Nurlaela, Bupati Lampung Timur Ela Siti Nuryamah, serta Anggota DPR RI Chusnunia Chalim. Ketiganya ikut merasakan kemeriahan adat dengan diarak mengenakan pakaian khas Lampung Sekappung Limo Migo sebelum acara seremonial dimulai.
Rangkaian pembukaan festival dimulai dengan penyambutan adat dan penampilan tarian tradisional Lampung yang menggambarkan nilai-nilai luhur budaya setempat. Para tamu undangan disuguhi pertunjukan tari yang menggambarkan semangat gotong royong, persatuan, dan kearifan lokal masyarakat Marga Sekampung.
Dalam sambutannya, Bupati Lampung Timur Ela Siti Nuryamah menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah berperan aktif menyukseskan festival tersebut. “Saya sampaikan apresiasi dan penghargaan kepada seluruh panitia, tokoh adat, masyarakat, serta semua pihak yang telah bekerja keras menyelenggarakan kegiatan ini dengan semangat dalam pelestarian adat,” ujarnya.
Ela menegaskan, Festival Sekappung Limo Migo bukan sekadar pentas seni biasa, melainkan bentuk nyata dari penghormatan terhadap warisan budaya para leluhur. Ia menyebut festival ini sebagai manifestasi jati diri masyarakat Lampung Timur.
“Melalui festival ini, diharapkan kita termotivasi untuk melestarikan adat-istiadat serta menggali kembali akar kebudayaan yang diwariskan secara turun-temurun. Warisan ini membentuk identitas dan karakter masyarakat Marga Sekampung dan Lampung Timur pada umumnya,” ucapnya.
Konsep Sekappung Limo Migo, lanjut Ela, bukan hanya struktur adat, tetapi mencerminkan filosofi hidup masyarakat yang menjunjung tinggi musyawarah, gotong royong, dan keadilan sosial. Nilai-nilai ini dianggap sangat penting untuk tetap dipertahankan di tengah arus globalisasi yang semakin cepat.
“Dalam Limo Migo yang bersatu dalam satu payung adat, kita belajar tentang kekuatan kebersamaan, kerukunan, dan kebijaksanaan menyelesaikan perbedaan. Pelestarian budaya seperti ini menjadi sangat penting saat nilai-nilai adat mulai tergeser,” katanya.
Pemerintah Kabupaten Lampung Timur, kata Ela, berkomitmen untuk terus mendukung kegiatan pelestarian budaya dan pengembangan wisata berbasis adat. Ia menyebut program ini sejalan dengan visi pembangunan daerah yang berkelanjutan dan berakar pada kearifan lokal.
Ia pun mengajak generasi muda untuk terlibat aktif dalam menjaga budaya lokal. “Saya mengajak seluruh masyarakat, khususnya generasi muda, untuk tidak hanya menjadi penonton, tetapi menjadi pelaku dan pewaris budaya,” imbuhnya.
Menurutnya, momentum festival ini harus dijadikan refleksi dan kebangkitan budaya Lampung Timur. Ia berharap kegiatan tersebut dapat membangkitkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga identitas kultural.
Kepada para tokoh adat dan pelaku budaya, Bupati Ela juga memberikan pesan khusus agar terus berkarya, berinovasi, dan menjadi penjaga nilai moral masyarakat. Ia menilai sinergi antara pemerintah, adat, dan masyarakat merupakan kunci kemajuan budaya daerah.
“Dengan sinergi yang kuat, saya yakin budaya Sekappung Limo Migo akan terus berkembang dan membanggakan kita semua,” pungkasnya.
Festival ditutup dengan parade budaya dari lima migo yang menggambarkan harmoni dan kebersamaan antar kampung adat, disambut meriah oleh masyarakat yang memadati lokasi acara. * (Red)