lensanews.id ✓ KOTA METRO
Pemerintah Kota Metro melalui Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) kembali menggelar Pasar Tani Agroceria, yang berlangsung di Balai Makempal, Kampung Peng Angguran, Kelurahan Yosodadi, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro, Jum’at (23/08/2024).
Program kegiatan rutin yang dilakukan 2 kali dalam sebulan menjadi salah satu aspek penilaian klarifikasi lapangan lomba kelurahan Tingkat Regional 1 yang dilakukan oleh Tim penilai dari Pemerintah Provinsi Lampung.
Klarifikasi lapangan yang dilaksanakan di Kampung Peng Angguran menjadi salah satu tahapan penilaian untuk menilai kesesuaian data dan informasi berdasarkan dokumen hasil penilaian administrasi, dan hasil pemaparan yang telah disampaikan sebelumnya, dengan kondisi sesungguhnya yang ada dilapangan.
Sementara itu Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas KP3 Kota Metro, Pipi Puspita Sari memaparkan bahwa, kegiatan tersebut dialihkan ke Kampung Peng Angguran.
“Gelaran Pasar tani agroceria dilakukan bersamaan dengan penilaian, biasanya kegiatan di lakukan di lapangan kelurahan kali ini dialihkan ke kampung peng Angguran, ini dilakukan untuk mengangkat dan memperkenalkan kampung tersebut untuk membantu penilaian lomba,” ungkapnya.
Lanjutnya, Pipi menjelaskan,Pasar Tani Agroceria tidak hanya menjual berbagai kebutuhan masyarakat demi mendukung program Metro Bangga Beli (MB2), tetapi juga digelar berbagai kegiatan seperti senam bersama, cek kesehatan gratis, donor darah, dan aktivasi aplikasi Identitas Kependudukan Digital (IKD) serta pembagian bibit Gertapaga yang bekerjasama dengan LLI Kelurahan Yosodadi, Dinas Kesehatan, PMI dan Disdukcapil Kota Metro.
Pipi Puspitasari juga menjelaskan, alasan dipilihnya lokasi tersebut dikarenakan Kampung Pengangguran dikenal sebagai Kampung Kreatif yang telah berhasil memanfaatkan berbagai sumber daya lokal untuk meningkatkan kesejahteraan warga.
“Beberapa kegiatan kreatif yang ada di kampung ini antara lain budidaya maggot, pembuatan biogas, dan produksi asap cair,” imbuhnya.
Lebih lanjut Pipi Puspita Sari menjelaskan bahwa,
“Di Balai Makempal, warga sering mengadakan rembuk, musyawarah, dan pertukaran ide untuk memajukan komunitas mereka,” pungkasnya. (Jjs).