JAKARTA | lensanews.id
Anggota Komisi I DPR RI, Muhammad Farhan, S.E., mengatakan kemajuan teknologi memberikan banyak manfaat sekaligus juga tantangan, khususnya di tahun politik.
Menurutnya, di satu sisi, kemudahan dalam mengakses internet memberikan ruang bagi para pemilih untuk mencari informasi dan rekam jejak para kontestan Pemilu, Pileg, dan Pilkada.
“Namun, disisi lain, konten – konten negatif yang sifatnya disinformasi , misinformasi, hoaks, ujaran kebencian, diskriminasi hingga SARA masih sering kita temui di ruang digital,” kata Farhan, selaku Narasumber pada Webinar Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Ditjen Aptika Kemkominfo RI, mengusung tema “Pemilu Damai Ruang Digital Aman”, secara virtual. Rabu, (13/03/2024).
Farhan melanjutkan, salahsatu yang dikhawatirkan yaitu adanya pemanfaatan teknologi Al atau kecerdasan buatan (generative Al) untuk memproduksi konten-konten negatife yang bertujuan untuk memanipulasi dan mempengaruhi opini publik.
“Sehingga, di tahun politik kali ini, masyarakat dihadapkan dengan tantangan yang baru. Pentingnya untuk cermat dan rasional agar dapat menahan diri dan tidak mudah terprovokasi atas konten-konten tersebut,” terang Farhan.
Maka dari itu, kata Farhan, generasi muda bertanggungjawab membangun kesadaran dan mengedukasi orang – orang di sekitar untuk menciptakan suasana politik yang sehat, menjadi pemilih cerdas.
“Pentingnya memberdayakan masyarakat melalui literasi Digital dan literasi politik untuk membangun kedewasaan dalam berdemokrasi, menjaga harmoni dalam keberagaman, dan menjaga etika berkomunikasi di ruang digital,” terang Farhan.
Hal senanda disampaikan, narasumber lainnya yakni Fadil, dari LS-VINUS Lembaga Pemantau Pemilu, menuturkan, dalam pemilu dibagi menjadi 2 yakni pra (sebelum) dan pasca (sesudah).
“Dan yang paling utama adalah bagaimana kita mewujudkan pemilu yang adil seadil-adilnya,” katanya.
Red