Lensanews.id | LEBAK
Suasana khidmat dan kental akan nuansa budaya menyelimuti prosesi pernikahan pasangan Indra dan Siti Khofifah. Akad nikah yang digelar di Kampung Cimandiri, Desa Mekarsari, Kecamatan Cihara, Kabupaten Lebak, Senin (29/12/2025), ini mencuri perhatian dengan adanya tradisi Sawer Pengantin.
Acara yang berlangsung di kediaman mempelai wanita tersebut bukan sekadar pengikatan janji suci, melainkan juga menjadi ajang pelestarian budaya lokal Banten yang masih terjaga erat oleh masyarakat setempat.
Tradisi sawer dalam pernikahan ini memiliki makna mendalam bagi keluarga besar kedua mempelai. Perwakilan keluarga, Ade Shap, menjelaskan bahwa prosesi ini merupakan bentuk syukur sekaligus penunaian janji atau kaul (nazar) dari orang tua.
“Sawer ini adalah bentuk syukur kami. Dalam adat kami, ini sering kali menjadi janji orang tua sejak anak masih kecil. Jika mereka sampai ke pelaminan, kami akan merayakannya dengan berbagi rezeki melalui sawer,” ujar Ade Shap

Saat prosesi dimulai, suasana menjadi riuh ketika juru sawer melemparkan uang koin yang bercampur dengan beras, kunyit, dan permen. Secara filosofis, butiran beras melambangkan kemakmuran, sementara uang koin merupakan simbol kedermawanan.
Meski zaman terus berkembang, warga Kampung Cimandiri tetap teguh menjaga tradisi ini.Melalui syair-syair yang dilantunkan saat penyaweran, pasangan Indra dan Siti Khofifah diharapkan dapat mengarungi bahtera rumah tangga dengan filosofi saling memberi dan berbagi kepada sesama.
Di penghujung acara, Nandang selaku wali dari mempelai laki-laki, menyampaikan apresiasinya kepada seluruh tamu undangan yang hadir.
“Terima kasih kepada seluruh warga dan keluarga yang telah hadir. Mohon doanya agar kedua mempelai menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah,” ungkap Nandang.
Prosesi pernikahan ditutup dengan doa bersama dan ramah tamah. Kini, Indra dan Siti Khofifah resmi memulai lembaran baru sebagai pasangan suami istri yang sah, baik secara agama maupun negara.
(Dhee)












