PALEMBANG | lensanews.id
Kabupaten Banyuasin kian serius menapaki jalan menuju sentra peternakan unggas modern berkelas ekspor. Hal ini ditegaskan dalam audiensi strategis antara Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuasin dan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi Sumatera Selatan, Rabu (1/10/2025).
Pertemuan tersebut membahas berbagai isu penting mulai dari pengembangan peternakan, kesehatan hewan, hingga rencana sertifikasi serentak untuk memperkuat daya saing produk unggas Banyuasin di pasar nasional dan internasional.
Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Banyuasin, Ir. H.M. Syahrial, MT, memaparkan potensi wilayah seluas 12.262,75 km² dengan ketersediaan pakan alami dari limbah perkebunan dan rumput liar. Banyuasin bahkan dikenal sebagai lumbung telur ayam ras, dengan produksi mencapai 127.005 ton per tahun serta kapasitas pemeliharaan ayam potong hingga 41 ribu ekor.
“Potensi ini harus diolah maksimal untuk mendukung keberlanjutan produksi unggas,” ujar Syahrial optimistis.
Tak hanya itu, Banyuasin juga aktif mendukung program “Palembang Bebas Rabies 2025” dengan vaksinasi terhadap 650 ekor hewan penular rabies (HPR). Dua Puskeswan dan satu Rumah Sakit Hewan (RSH) telah disiapkan untuk memperkuat pelayanan kesehatan hewan.
Dalam audiensi tersebut, Ketua PDHI Sumatera Selatan, drh. H. Alfin Suhanda, menegaskan pentingnya memperkuat SDM veteriner dan program vaksinasi untuk mendukung keberhasilan sertifikasi dan peningkatan daya saing unggas Banyuasin.
“Sertifikasi dan legalitas kawasan peternakan harus diimbangi dengan ketersediaan dokter hewan serta vaksinasi yang terukur. Banyuasin punya potensi besar, dan PDHI siap berkolaborasi mendukung penguatan SDM serta pendampingan teknis di lapangan,” ujar drh. H. Alfin Suhanda.
Pernyataan ini mempertegas komitmen PDHI untuk menjadi bagian dari solusi pembangunan peternakan modern di Sumatera Selatan.
BVet Lampung memberikan dukungan penuh dengan sertifikat kompartemen bebas Flu Burung dan Salmonella enteritidis untuk salah satu peternakan unggas di Banyuasin—sebuah langkah awal menuju pasar ekspor.
Tak kalah menarik, Banyuasin juga tengah menyiapkan kawasan penggembalaan umum yang dinilai efisien dan hemat biaya pakan. Kolaborasi dengan kawasan hutan produksi dan skema kemitraan peternak–pemilik lahan melalui asuransi KUR ikut mendorong peternakan swadaya berkembang pesat.
Bupati Banyuasin, Askolani Jasi, menegaskan komitmen Pemkab dalam mempercepat regulasi pendukung.
“Kami sepakat mendorong modernisasi pemeliharaan ternak, sertifikasi serentak, serta peningkatan kapasitas SDM,” kata Askolani.
Meski begitu, tantangan tetap ada. Keterbatasan jagung sebagai bahan pakan utama dan pengelolaan limbah peternakan menjadi perhatian penting. DLHK Banyuasin pun menyiapkan pelatihan pengolahan limbah menjadi produk bernilai ekonomi.
Selain itu, BPTU-HPT Sembawa menggagas program agroeduwisata berbasis peternakan dan integrasi sapi–perkebunan sawit melalui metode grazing modern yang dinilai efisien dan menguntungkan.
Hasil Audiensi: Langkah Strategis Banyuasin
1. Pelaksanaan sertifikasi serentak dimulai dari Air Batu.
2. Penambahan Puskeswan untuk memperluas jangkauan layanan kesehatan hewan.
3. Pengembangan kawasan penggembalaan umum untuk efisiensi biaya pakan.
4. Perluasan program GEMAR TUGAS untuk mendorong masyarakat memelihara unggas produktif.
Dengan dukungan penuh Pemerintah Provinsi Sumsel, pemerintah pusat, dan kolaborasi profesi veteriner, Banyuasin siap tampil sebagai motor penggerak peternakan modern, penyangga pangan Sumsel, dan pemain tangguh di pasar global. (Hari)