LEBAK ✓ lensanews.id
Sejumlah petugas Perum Perhutani dan pengurus LMDH Desa Sawarna, kecamatan Bayah, kabupaten Lebak – Banten, sangat menyayangkan kepada sejumlah warga yang usaha sebagai pewarung, di lokasi wisata Guha Langir yang di duga merusak lahan milik perum perhutani RPH Bayah Selatan dengan cara menggali batu karang, nebang pohon, membuat warung di depan tebing karang.
Padahal tebingan karang yang menjulang tinggi itu adalah sebagai ikon wisata tersebut, terangnya Senin, 09/6/25.
Menurut pihak LMDH perum perhutani yang berhasil di konfirmasi langsung, tapi namanya minta tidak sebutkan menuturkan,
” Lokasi wisata tersebut sudah 2 kali di tutup, di buka lagi dengan syarat harus transparan hasil retribusinya, dan yang kedua kalinya di tutup, pengelola berkomitmen tidak merusak batu karang, apalagi sampai di angkut dari lokasi ke luar, menebang pohon, juga jangan menambah warung – warung karena sangat mencolok dan menghalangi tebingan karang, karena itu sebagai ikon wisata tersebut,” terangnya.
” Tapi apa yang terjadi, para pewarung di wisata tersebut ( Guha langir red ) sudah tidak mengindahkan apa yang di sampaikan dari pihak perum perhutani dan LMDH, padahal himbauan itu sudah di sampaikan lugas kepada BN selaku ketua IPPCS sangat jelas komitmen tersebut,” ujarnya.
” Tapi pada kenyataannya, apa yang di sampaikan pihak perum dan pihak LMDH,” pungkasnya.
Saat dua awak media ini cek n ricek ke lokasi, benar adanya, batu karang di bawah tebingan sebagai penguat tebingan karang ikon wisata Guha Langir di gali di jadikan lahan untuk warung, bahkan batu karang yang di gali tersebut, terlihat di bawa dengan mobil Gran Max mereka tidak memperdulikan aturan Perum Perhutani, padahal sangsinya sudah jelas, tinggal di buka saja aturan tersebut.
Sementara Luckyta Asisten Perum Perhutani BKPH Bayah, saat di konfirmasi wartawan via panggilan WhatsApp menuturkan,
” Pihaknya sudah melakukan himbauan kepada ketua pengelola,” terangnya.
” Bahkan Kami dari pihak Perum, sudah pasang plang – plang larangan tapi malah di rusak,” pungkasnya.
Terpisah Bubun selaku ketua IPPCS saat di konfirmasi via panggilan WhatsApp mengatakan, Kami melakukan kegiatan ini ijin dari pihak perum.
” Masih kata Bubun, kalau terkait ada galian batu karang, itu hanya meratakan untuk lahan warung,” pungkasnya.
Dhee/ Din Kaka.