PALEMBANGSUMATRA SELATAN

Muswil JSIT Sumsel 2025, Kolaborasi & Inovasi Menguatkan Mutu Pendidikan Islam di Era Society 5.0

29
×

Muswil JSIT Sumsel 2025, Kolaborasi & Inovasi Menguatkan Mutu Pendidikan Islam di Era Society 5.0

Sebarkan artikel ini

Lensanews.id | PALEMBANG, SUMATTRA SELATAN

Musyawarah Wilayah Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Sumatera Selatan resmi digelar di Hotel Amaris, Sabtu (29/11), mengusung tema “Berkolaborasi dan Berinovasi: Membangun Pendidikan Kolaboratif dan Inovatif dalam Mewujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua.”

Kegiatan yang menghadirkan ratusan pendidik ini menjadi ruang strategis bagi seluruh pemangku pendidikan Islam di Sumsel untuk mendorong pembaruan, peningkatan kualitas, dan penguatan jejaring pendidikan.

Gelaran Muswil ini dihadiri 155 sekolah anggota JSIT dari total 167, serta lebih dari 150 guru dan perwakilan dari 17 kabupaten/kota se-Sumatera Selatan. Antusiasme peserta bahkan meluber hingga mengikuti secara online.

Ketua JSIT Sumsel, Muhammad Fadlilah, S.Pd.I., G.R., menyampaikan bahwa kolaborasi merupakan kunci untuk membangun pendidikan yang relevan di era Society 5.0.

“Kita tidak bisa membangun pendidikan sendirian. Era ini menuntut kolaborasi lintas sektor, sekaligus inovasi yang tetap menjaga nilai dan esensi pendidikan Islam,” ujarnya.

Menurut Fadlilah, inovasi harus tetap berpijak pada nilai budaya serta prinsip pendidikan Islam, sehingga tidak sekadar larut dalam gemerlap teknologi, namun mampu menghasilkan pendidikan efektif, bermutu, dan berkarakter.

Kegiatan Muswil kali ini beriringan dengan program nasional Ngopi (Ngobrol Pendidikan Islam) yang terus bergulir hingga mencapai angkatan ke-18.

Dekan FITK UIN Raden Fatah Palembang, Dr. Muhammad Fauzi, M.Ag., menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program Pendis bersama DPR, yang kemudian diamanahkan kepada UIN Raden Fatah sebagai pelaksana.

“Sekitar 3.000 guru, pengawas, serta ustaz-ustazah telah merasakan manfaat kegiatan Ngopi. Harapan kami, gagasan yang lahir dapat disebarkan dan berdampak bagi generasi sekolah,” jelasnya.

Fauzi juga menegaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya melibatkan guru agama, tetapi seluruh guru dari TK hingga SLTA, baik di pesantren, madrasah, maupun sekolah umum.

Acara ini terselenggara melalui kolaborasi antara Komisi VIII DPR RI, Kementerian Agama RI, dan UIN Raden Fatah Palembang.

Dr. H. Zahdi Taher, MH, selaku Kabiro AUPK UIN RF sekaligus pembuka acara, menyampaikan apresiasi terhadap dukungan Anggota DPR RI Komisi VIII, Muhammad Iqbal, yang telah menarik berbagai program peningkatan kualitas guru ke Sumatera Selatan.

“Mitra antara Komisi VIII DPR RI dan Kemenag berjalan sangat baik. Kehadiran program-program ini menunjukkan kesungguhan Pak Muhammad Iqbal memperjuangkan peningkatan kualitas guru di Sumsel,” tegasnya.

Program ini menjadi momentum penting untuk memperluas akses peningkatan kualitas pendidikan ke seluruh kabupaten/kota, bahkan di luar dapil pemrakarsa program.

Muswil JSIT Sumsel bukan sekadar pertemuan seremonial. Semua peserta dituntut aktif menggagas program, merumuskan rekomendasi, dan menyusun arah pendidikan strategis bagi kepengurusan wilayah selanjutnya.

Tujuannya adalah memastikan setiap stakeholder memahami peran strategis mereka dalam memajukan pendidikan Islam di daerah masing-masing.

“Musyawarah ini menjadi ruang semua peserta untuk merancang program pendidikan yang efektif, bermutu, dan selaras dengan kebijakan strategis JSIT Pusat,” ujar Fadlilah.

Dengan semangat “Berkolaborasi dan Berinovasi”, Muswil JSIT Sumsel tahun ini menjadi panggung kolaboratif untuk memperkuat ekosistem pendidikan Islam yang adaptif terhadap perkembangan zaman namun tetap berakar pada nilai-nilai luhur bangsa.

JSIT Sumsel optimis bahwa rekomendasi dan kolaborasi yang terbentuk akan melahirkan generasi yang lebih cerdas, berkarakter, dan siap menghadapi perubahan global.(Hari)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *