lensanews.id ✓ LEBAK
Koalisi Lebak Selatan (KOLASE) mendesak Kapolres menangani kasus kematian di pertambangan batubara Cihara Lebak Banten. Pasalnya, kematian penambang batubara sudah sering kali terjadi namun didiamkan begitu saja.
Hal ini dikatakan oleh KOLASE, menurutnya kejadian penambang batubara meninggal sudah sering terjadi, namun perkembangan kasusnya pun sering tidak jelas.
“Kapolres Lebak kita minta tangani langsung pertambangan batubara ilegal yang menelan korban jiwa. Secara tempat jelas itu ilegal dan merupakan perbuatan pidana, selain kita minta untuk menutup seluruh tambang batubara yang ilegal, kita juga minta diungkap penyebab kematian dan juga bos besarnya ditindak,” ujar pria yang akrab disapa Apih Asep, dari unsur LSM, Sabtu 2 Agustus 2025.
KOLASE pun meminta para penegak hukum tidak pandang bulu dalam hal penegakan hukum.
“Kali ini kita anggap sampel kasus, jika seperti yang sudah-sudah, kami menduga ada permainan pihak-pihak terkait dengan APH. Tentunya akan menjadi preseden buruk pada institusi Polri dan membuat kepercayaan publik menurun,” ungkap pengurus KOLASE dari LSM Harimau.
Di akhir, KOLASE pun akan dengan serius mengawal kasus pertambangan ilegal yang terjadi di Cihara.
“Kami dari KOLASE yang tergabung didalam dari berbagai Media pers, LSM dan Ormas akan mengawal kasus ini. Tidak hanya berhenti di pertambangan batubara, tetapi juga seluruh pertambangan baik itu tambang batu galian C maupun galian Emas yang ada di Lebak Selatan,” tutup Apih Asep.
Terpisah, Kanit Reskrim Polsek Panggarangan, Dimas ketika dikonfirmasi membenarkan adanya peristiwa penambang yang meninggal di tambang batubara Cihara. Namun menurutnya hal tersebut kewenangan Polres Lebak.
“Waalaikum salam. Iyah benar ada kejadian itu. Sudah kami laporkan ke pimpinan. Ini undang-undang khusus jadi penanganannya Krimsus,” terangnya melalui WhatsApp messenger, Jumat 1 Agustus 2025.
Sebelumnya diberitakan seorang penambang berinisial U meninggal di tambang batubara yang berada di areal Perum Perhutani blok Cioray. Bahkan di TKP pun diduga tidak diberi police line yang menandakan sedang diselidiki oleh pihak kepolisian. (Kpek RM)